Mandailing Natal

HORAS

Halak kamian do au
kawan

Selasa, 03 Januari 2012

Aron Ralston (127 hours)

Pada tahun 2003 lalu, dunia sempat dihebohkan oleh kisah tentang Aron Ralston. Dia adalah seorang pendaki gunung asal Amerika Serikat yang harus mengamputasi tangan kanannya sendiri. Hal ini terjadi ketika dia sedang berpetualang di taman nasional Canyonlands di Utah, dimana dia terjatuh di tengah dua dinding canyon yang berhimpitan. Sebuah batu besar kemudian menimpa dan menjepit tangan kanannya ke dinding canyon. Setelah berusaha dan menunggu bantuan selama lima hari, dia harus membuat keputusan: memotong tangan kanannya sendiri atau mati!

Kisah tentang Aron Ralston tiba-tiba populer kembali di awal tahun ini, ketika film yang mengisahkan kejadian itu, 127 Hours, dinominasikan untuk 6 kategori di Academy Awards. Walaupun tidak memenangi satu Oscar pun, film yang dibintangi oleh James Franco ini mendapat pujian luar biasa dari penonton dan kritikus.

Film 127 Hours benar-benar menggambarkan keadaan sesungguhnya dari yang dialami oleh Aron Ralston yang asli. Bagaimana dia harus bertahan hidup dengan makanan dan minuman yang sangat minim selama 5 hari. Posisi terjepitnya juga mengakibatkan dia sulit untuk beristirahat. Belum lagi rasa takut, putus asa, dan kesepian yang sangat mencekam. Satu keajaiban adalah ketika dia berhalusinasi melihat dirinya sendiri di masa depan dengan satu tangan sedang bermain dengan anak laki-lakinya (Dia akhirnya menikah di tahun 2009 dan anaknya Leo lahir di Februari 2010).

Puncak kehebohan dari film ini terjadi pada adegan amputasi tangan Aron Ralston. Sutradara Danny Boyle (yang terkenal lewat film Slumdog Millionaire) memilih untuk menggambarkan kejadian tersebut secara detail. Mulai dari Aron yang harus mematahkan tulang tangannya dulu, kemudian mengiris kulit dan daging, memotong saraf yang mengakibatkan rasa sakit luar biasa, semua digambarkan secara rinci. Ditambah lagi fakta bahwa dia harus melakukan semua itu dengan pisau tumpul (Aron Ralston sendiri bercerita bahwa pisau serbaguna ini hanyalah bonus yang didapat setelah membeli lampu senter seharga $15!), bahkan membuat beberapa penonton merinding dan pingsan di bioskop.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah tentang perjuangan dan semangat mempertahankan hidup. Di saat orang lain menyia-nyiakan hidupnya, Aron Ralston mati-matian berusaha bertahan, bahkan dengan mengorbankan satu tangan. Bayangkan saja, setelah harus memotong tangannya sendiri yang mengakibatkan dia kehilangan lebih dari satu liter darah, dia masih harus rappeling menuruni tebing setinggi 60 yard menggunakan tali dengan satu tangan. Setelah itu dia masih harus berjalan di bawah terik matahari sejauh 8 mil, sebelum akhirnya bertemu dengan sebuah keluarga yang sedang berlibur.

Setalah kejadian tersebut, Aron Ralston masih aktif sebagai pendaki gunung. Dia bahkan menaklukkan gunung Kilimanjaro di Tanzania dan masih berambisi untuk mendaki Mount Everest suatu saat nanti. Selain mendaki, dia juga aktif sebagai public speaker untuk menginsiprasi orang-orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar