Proses Pembuatan Kacang Garing

I. TUJUAN
• Membuat kacang asin dengan baik
• Menentukan mutu kacang asin
• Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kacang garing

II. TEORI
Teknologi pasca panen adalah teknologi multidisiplin, yang melibatkan pakar-pakar, seperti pakar bahan, manufakturing, teknologi pengolahan pangan, kimia, pengukuran, gizi, agro-kompleks dan lingkungan.
Kelemahan pengembangan teknologi di Indonesia adalah sinergi antar disiplin ilmu yang masih sangat rendah. Sinergi adalah akumulasi usaha difusi dari berbagai ilmu dan teknologi, yang sangat membutuhkan energi, sehingga untuk mendapatkan produk yang canggih, modern dan berkehandalan tinggi perlu langkah dan tahapan sistematik, yang memerlukan dukungan politik dan dana pemerintah dan perguruan tinggi.
Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika. Pemasukan ke Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku setelah tabun 1597. Pada tahun 1863 HOLLE memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 SCHEFFER memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir.

III. METODA PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
• Baskom
• Panci
• Dandang
• Ember
• Oven
B. Bahan
• Kacang tanah
• Garam dapur
• Tawas
• Air bersih
• Bawang putih
3.2 Langkah Kerja
a) Kulit kacang tanah dibersihkan dari laisan tanah dengan direndam air bersih. Pencucian selesai apabila kulit kacang tanah sudah bersih dari tanah atau kotoran
b) Lakukan pemisahan kacang tanah kecil dan besar, dan pilih kacang tanah yan tidak berpenyakit.
c) Lakukan perebusan selama 15 menit, kemudian masukakan garam 3-4% dan tawas sebanyak 0,2 %dari berat kacang tanah yang dierebus.
d) Kemudian setelah perebusan dilakukan penjemuran dengan panas matahari selama 2-3 hari, gunanya agar kacang tanah mengalami pengeringan sempurna.
e) Kacang tanah yang setengah kering dimasukkan kedalam oven selama 2-3 hari dengan suhu 60oC, setiap6 jam sekali dilakuka pembalikan supaya pengeringannya rata kesemua kacang tanah.
f) Setelah kadar air tertentu, kacang tanah diangkat dan kacang tana siap untuk dikemas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil praktikum didapatklan rendemen kacang garing:
 Rendemen = berat basah akhir x 100%
Berat basah awal
= 750 gram x 100%
460 gram
= 163,04 %
 Organoleptik :
• Warna = 2
• Aroma = 3
• Tekstur = 3
Ket : 1 = Tidak disukai
2 = Kurang
3 = Disukai
4 = Amat disukai

4.2. Pembahasan
Dalam pembuatan kacang garing dari kacang tanah ini kami mendapatkan kacang garing yang tidak seperti diinginkan (kurang enak). Penyebab dari tidak sperti yang kami inginkan hasilnya adalah karena kesalahan sendiri (human error), pada saat penjemuran kacang tanah dengan sinar matahari kami tidak dalam pengawasan sehingga kacang banyak yang dimakan oleh ayam (sibuk dalam perkuliahan), selain itu di penjemuran dalam oven juga terjadi kelupaan dimana kami lupa membalikkan kacang tanah sehingga kekeringa kacang tanah tidak merata. Selain itu suhu pada oven yang kami berikan tidak terlalu panas (dibawah 60oC) sehingga kadar air yang seharusnya tidak tercapai. Dari semua kesalan diatas maka kacang tanah yang kami dapatkan kurang kering (kadar air kacang garing terlalu tinggi).

V. KESIMPULAN
Kacang garing (kacang asin) merupakan makanan yang dikonsumsi sebagai makanan selingan. kacang garing ini memiliki prospek pasar yang bagus sehingga kacang garing bagus untuk dijadikan sebagai salah satu produk yang menguntungkan.
Pembuatan kacang garing sangat membantu dalam pengolahan pasca panen kacng tanah, karna dengan membuat kacang garing 9kacanga asin ) maka akan menaikkan nilai ekonomis dari kacang tanah.
Pembuatan kacang garing sangatlah sederhana. Leberhasilan pembuatan ditetentukan oleh kualitas dari kacang tanah yang dipakai. Kacang harus berisi penuh dan padat kering dan sudah tua. Penambahan garam dan lama perendaman sangat menentukan rasa dari kacang garing.